Minggu, 03 Januari 2010

Rista Novita (0810440138) Agribisnis B

Devi Welasari (0810440201) Agribisnis B

Tugas : Teknolgi Produksi Tanaman

Dosen : Dr. Ir. H. Anton Muhibuddin MP.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU

Hama dan penyakit tanaman merupakan kendala yang perlu selalu diantisipasi perkembangannya karena dapat menimbulkan kerugian bagi petani. Menurut Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, hama dan penyakit yang seringkali merusak tanaman padi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adalah tikus dengan luas serangan rata-rata 124.000 ha/tahun, diikuti oleh penggerek batang (80.127 ha/tahun), wereng coklat (28.222 ha/tahun), tungro (12.078 ha/tahun), dan blas (9.778 ha/tahun). Oleh karena itu, hama dan penyakit ini perlu mendapat prioritas penanganan di samping hama dan penyakit potensial lainnya seperti belalang, lembing batu, ganjur, dan keong mas.

Pengalaman menunjukkan bahwa pengendalian hama dan penyakit dengan mengandalkan satu komponen pengendalian saja, seperti insektisida, varietas tahan atau musuh alami, belum memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.12/1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman yang menekankan pentingnya pengendalian hama terpadu.

PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan. PHT adalah sistem pengendalian OPT yang merupakan bagian dari sistem pertanian berkelanjutan

SASARAN PHT

1) produktivitas pertanian yang mantap dan tinggi,

2) penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat,

3) populasi OPT dan kerusakan tanaman karena serangannya tetap berada pa­da aras yang secara ekonomis tidak merugikan, dan

4) pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida.

Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua teknik atau metoda pengendalian OPT didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi.

SISTEM PENGENDALIAN HAMA TERPADU

1. Segala upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan OPT dengan memadukan berbagai teknik pengendalian OPT yang dikembangkan dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup.

2. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir.

3. Pengendalian OPT bersifat dinamis ( secara spasial dan temporal ).

TINDAKAN PERLINDUNGAN TANANAMAN

  1. Cara Fisik, melalui pemanfaatan unsur fisik tertentu
  2. Cara Mekanik, melalui penggunaan alat atau kemampuan fisik manusia
  3. Cara Budidaya, melalui pengaturan kegiatan bercocok tanam
  4. Cara Biologi, melalui pemanfaatan musuh alami
  5. Cara Genetik, melalui manipulasi gen terhadap OPT maupun tanaman
  6. Cara Kimiawi, memalui pemanfaatan pestisida
  7. Cara lain, sesuai perkembangan teknologi

Agar dampak negatif tidak muncul, maka alternatif kebijakan implementasi PHT berikut ini perlu diaplikasikan untuk mencapai praktek pertanian yang baik menuju pertanian berkelanjutan. Kebijakan teknis tersebut yakni:

1) Pemilihan Varietas Tahan dan Hemat Energi;

2) Penerapan Teknologi Pengendalian Hama secara Hayati;

3) Pergiliran Varietas Antar Musim;

4) Penerapan Teknologi Pengendalian Hama Padi dengan Sistem Intergrasi Palawija pada Pertanaman Padi (SIPALAPA);

5) Perbaikan Teknik Budidaya;

6) Pengendalian Hama Berdasarkan Manipulasi Musuh Alami; dan

7) Penerapan teknologi Pengendalian Hama Berdasarkan Berdasarkan Ambang Ekonomi; serta

8) Minimalisasi Residu Pestisida.

KERUGIAN AKIBAT HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

Kehilangan hasil akibat penyakit tumbuhan rata-rata mencapai 11.8% dan karena hama mencapai 12,2 % pada berbagai tanaman penting di seluruh dunia.

Kehilangan hasil akibat gangguan penyakit pada tanaman padi rata-rata mencapai 15,1 % dari potensi hasilnya, dengan kerugian di seluruh dunia mencapai 33 milyar USD selama 1988-1990.

PENGENDALIAN PENYAKIT TUMBUHAN

Lebih bertumpu pada penggunaan fungisida

Pengendalian menggunakan fungisida secara terjadwal atau tergantung cuaca

Pemilihan varietas tanaman lebih ditujukan untuk produksi dan pasar, bukan karena ketahanannya terhadap OPT

Sisa tanaman sakit dibersihkan seadanya, bukan benar-benar ditujukan untuk merendahkan jumlah propagul.

Belum banyak petani yang membuat perencanaan pengelolaan OPT mulai awal sebelum dilakukan praktek penanaman.

PESTISIDA UNTUK PENGENDALIAN PENYEBAB PENYAKIT

Penggunaan pestisida untuk pengendalian penyakit:

Fungisida à untuk jamur à jumlahnya cukup banyak

Nematisida à untuk nematoda à beberapa saja

Bakterisida à untuk bakteri à beberapa saja

Algisida à untuk Algae à sangat sedikit jumlahnya

Protozoisida à untuk protozoa

Fitoplasmasida à untuk fitoplasma

Virisida àuntuk virus

Viroisida àuntuk viroid

Riketsiasida àuntuk RLB (Ricketsilike Bacterium)

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT) UNTUK PENYAKIT TANAMAN

Kegiatan pengendalian penyakit pada tanaman berdasarkan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dimulai dari masa pra-tanam sampai panen, bahkan rekomendasi pengendalian pada beberapa jenis tanaman juga menyangkut pascapanen.

Dalam pelaksanaan pengendalian pada setiap fase tumbuh tanaman, dimulai dari analisa ekosistem, pengamatan penyakit dan pengambilan keputusan apakah akan dilakukan tindakan pengendalian atau tidak.

Sebelum dilakukan tindakan pengendalian, perlu diadakan pengamatan terhadap penyakit. Pada setiap fase pertumbuhan tanaman, seharusnya telah diketahui penyakit apakah yang biasanya mengganggu tanaman. Hal demikian ini agar memudahkan dalam melakukan monitoring penyakitnya.

Penggunaan fungisida hanya bila perlu

PRINSIP PENGELOLAAN PENYAKIT TUMBUHAN

Pada prinsipnya, untuk mengelola penyakit tumbuhan ada strategi dan ada taktik yang dapat digunakan.

Taktik dipakai untuk mencapai tujuan berdasar strategi yang dicanangkan.

Secara umum, ada tiga strategi yang dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit tumbuhan yaitu :

(1) strategi untuk mengurangi inokulum awal,

(2) strategi untuk mengurangi laju infeksi, dan

(3) strategi untuk mengurangi lamanya epidemi.

Sedangkan taktik pada prinsipnya ada enam, yaitu avoidan, ekslusi, eradikasi, proteksi, resistensi, dan terapi.

PERMASALAHAN PENERAPAN PHT DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT

Tidak ada insentif bagi petani yang menerapkan PHT, sehingga kurang menarik minat petani.

Kemampuan petani dalam membuat perencanaan untuk pengendalian dikaitkan dengan aspek cuaca, lahan dan kegiatan budidaya tanaman.

Kebiasaan petani menggunakan benih sembarangan

Keterbatasan petani untuk informasi cara-cara pengendalian yang efektif dan tidak merusak lingkungan selain penggunaan fungisida

Informasi varietas yang sedang beredar di masyarakat terutama dari aspek ketahanan

Informasi tentang ras-ras patogen dan daerah endemi penyebarannya serta varietas yang tahan.

Penguasaan petani tentang aspek cuaca berkaitan dengan datangnya penyakit tertentu

Faktor penyakit yang renik dan gejala yang mirip-mirip menyebabkan diagnosis penyakit dan deteksi dini lebih sukar dikuasai kebanyakan petani

Pemahaman petani terhadap aspek yang menyangkut perilaku patogen dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan patogen.

Penerapan PHT yang berhasil hanya pada beberapa komoditas unggulan, belum menyangkut banyak komoditas yang terus berkembang di masyarakat.

Buku-buku petunjuk untuk PHT lebih banyak menekankan pada aspek hama, ekosistem, musuh alami hama dibandingkan pada masalah penyakit.

BEBERAPA SOLUSI

Insentif bagi petani yang menerapkan PHT

Keberpihakan pemerintah lebih diperbesar untuk meningkatkan pendidikan dan penyediaan sarana/prasarana bagi petani di pedesaan

Faktor informasi à dapat didekati dengan informasi yang atraktif, sederhana dan mudah dimengerti, up to date, mudah diakses.

Buku-buku masuk desa dan Perpustakaan keliling

Klinik tumbuhan masuk desa

Internet masuk desa

1 komentar:

  1. Slot Machines and Live Casinos - JTM Hub
    The 보령 출장마사지 state of Michigan is finally 광주광역 출장샵 moving 공주 출장마사지 into live casino gaming, 군산 출장마사지 with slots, roulette, blackjack, 남양주 출장안마 and bingo the state also expanding to

    BalasHapus